Senin, 26 November 2012

Treatment pada Anak dengan Gangguan Perilaku

TREATMENT PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TERTENTU A. Gangguan Emosi 1. Konsep Dasar Emosi Menurut pandangan Neuropsikologi, emosi mangandung dua keadaan, yaitu cara bertindak (ekspresi emosional) dan cara merasa (pengalaman emosional). Menurut pandangan psikologi, emosi adalah pengalaman yang sadar dan komplek yang memberi pengaruh pada aktivitas-aktivitas tubuh, menghasilkan sensasi-sensasi organis dan kinestetis, disertai dengan penjelmaan yang jelas, impuls-impuls yang bersamaan, serta nada perasaan yang kuat. Menurut Goleman emosi diartikan sebagai setiap kegiatan atau pengelolaan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Sedangkan menurut Abin emosi merupakan perasaan tertentu yang mempengaruhi bagaiman kita bertindak. Jadi emosi adalah unsur penggerak perilaku seseorang emosi yang terlatih dengan baik akan tercermin dari perilaku yang terarqah dan stabil. Pengaruh emosi sangat besar dalam tindakan dan perbuatan seseorang. Pengertian emosi juga lebih menunjukan pada banyk sedikitnya dibangkitkan alat-alat tubuh manusia. Emosi juga bukan motif, kehendak, dorongan atau perasaan. Dalam fungsi ekonomi termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan fsiologis, tingkah laku yang jelas kelihatan, perasaan dan impul-impuls. Kondisi ekonomi adalah suatu yang komplek dan getaran jiwa yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. Tidak stabilnya aspek emosi seseorang mengakibatkan seseorang terganggu tingkah lakunya seperti mudah bingung, sedih, acuh tak acuh, keras kepala cemas dan agresif. Perilaku-perilaku tersebut dapat diakibatkan oleh faktor lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan sosial. Perasaan dan emosi adalah dua hal yang berbeda. Perasaan biasanya digunakan untuk menunjukan nada perasaan alam intensitas yang normal/wajar, tidak ekstrim , tidak /kurang disertai dengan perubahan-perubahan fisiologis, dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Menurut Maramis (1980) perasaan adalah nada perasaan yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama. serta kurang disertai oleh komponen-komponen fisiologis. Sedangkan emosi, manifestasi afeknya keluar disertai oleh banyak komponen fisiologis dan berlangsungnya relatif tidak lama misalanya ketakutan kecemasan depresi dan kegembiraan. Anak–anak yang mengalami gangguan dalam segi emosinya yaitu kelompok anak yang terganggu perkembangan emosinya. Anak tersebut menunjukkan adanya tegangan batin, menunjukkan kecemasan, penderita neorosis atau tingkah laku psikofisis. Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau penghambat aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas penerimaan masing-masing individu. Jadi dalam batas-batas tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi aktifitas manusia, sedangkan batas- batas tertentu tersebut sifatnya subyektif/individual. Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras melampaui batas penerimaan atau nilai kritik individu maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai pendorong ataupun penghambat. Tetapi sudah di luar kewajaran karena sifatnya berlebihan. Bagaimana sebenarnya kondisi emosi yang wajar atau normal, dijelaskan oleh Hasan Basri Saanin (1976), kriterianya adalah : 1. Dapat diperkirakan dan sesuai, emosinya biasa, dapat diharapkan dan sejajar dengan rangsang yang menimbulkannya (situasu rangsang). 2. Dilihat dari lamanya, emosi tidak diteruskan dalam jangka waktu yang lama dan tidak pada tempatnya atau berakhir dengan tiba-tiba tetapi sesuai dengan keadaan yang menimbulkannya. 3. Dilihat lamanya emosi yang ditampilkan tidak terlalu lemah dan tidak pula terlalu kuat dalam berhubungan dengan situasi. 2. Jenis-Jenis Gangguan Emosi Berdasarkan uraian di atas berikut ini akan diuraikan beberapa bentuk gangguan emosi yaitu : 1. Gangguan emosi yang menyenangkan a. Euforia yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejala optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan bahagia yang berlebihan. b. Elasi, yaitu emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari Euforia c. Exaltasi, yaitu alasi yang berlebih-lebihan disertai dengan sikap kebesaran. d. Ectacy, yaitu emosi yang senang dan disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, damai dan tenang 2. Gangguan Emosi yang lain a. Ambedonia, yaitu ketidak mampuan merasakan kesenangan dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. b. Kesepian, yaitu merasa diri ditinggalkan c. Kedangkalan, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum d. Afek dan emosi yang tidak sesuai atau wajar (Innappropiate affect) e. Afect dan emosi labil yaitu berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik f. Variasi afek dan emosi sepanjang hari g. Afect yang terlalu kaku(Rigid), yaitu afect mempertahankan terus menerus keadaan rasa hati, sekalipun ada rangsang yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan. h. Ambivalen, yaitu ketidak tetapan perasaan atau emosi pada seseorang atau benda atau sesuatu hal i. Apati, yaitu berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai dengan perasaan terpencil atau tidak peduli j. Amarah, yaitu kemurkaan atau kemusuhan yang dinyatakan dalam bentuk agresi k. Depresi yaitu perasaan sedih tertekan l. Kecemasan yaitu jawaban emosi yang sifatnya antisipatif Pemulihan Gangguan Emosi Pemulihan merupakan aspek rawatan yang penting di dalam perubahan fisikal/mental. Pemulihan adalah suatu proses untuk mengurangi ketahapan minimal gejala-gejala gangguan mental dan yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Ada dua unsur utama dalam kegiatan pemulihan ini, yaitu : 1. Memberikan kesempatan kepada penderita yang mengalami gangguan emosi dengan cara membantunya sebisa mungkin untuk menjalani kehidupan seperti sedia kala. 2. Perhatian dalam membina suasana sekitarnya yang terlindung atau yang dapat membantu klien agar dapat bersesuai dengan ketidak upayaan pasien. Proses pemulihan meliputi aspek-aspek pemulihan kerja (Occupational Rehabilitation), pemulihan domestik (Domestic Rehabilitation) dan latihan kemandirian sosial. B. Gangguan Sosial Lingkungan sosial memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi dan kepribadian anak. Diantara treatmen (perlakuan) yang diberikan pada anak dengan gangguan tingkah laku sosial adalah : 1. Memberikan dukungan sosial terhadap anak; Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak maka dukungan dari teman menjadi lebih penting daripada dukungan orang dewasa. Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya. 2. Memperlakukan anak dengan baik; Anak dapat membedakan ketika diperlakukan dengan baik atau tidak orang yang ada di sekitarnya baik oleh orang tuanya ataupun oleh teman-temannya. 3. Tidak menolak atau mengabaikan anak; Anak yang ditolak dan diabaikan baik oleh teman kelompok maupun oleh orang tua akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar sosial. 4. Memperlakukan anak lain akan menentukan reaksi anak lain terhadap diri anak itu sendiri. Anak dapat melihat apakah dia diperlakukan sama dengan orang yang ada di sekitarnya ataukah tidak karena anak akan merasa terkucil bila anak tidak diperlakukan sama dengan teman atau orang yang ada di sekitarnya. Dan bila anak diperlakukan berbeda dari pada teman-temannya maka akan menimbulkan reaksi dari anak yang ada disekitarnya. 5. Melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari baik secara individu maupun kelompok. Anak akan merasa akan dihargai ketika kita melibatkan anak dalam segala kegiatan baik secara individu maupun kelompok baik kegiatan informal maupun non formal. Ada sejumlah bahaya terhadap berkembangnya penyesesuaian sosial yang baik pada awal masa kanak-kanak, bahaya yang ditimbulkan dapat bermacam-macam dimulai dari perkembangan emosi sampai perkembangan sosial anak. Bahaya yang ditimbulkan dapat mengakibatkan penyimpangan pada sosialnya bila penyimpangannya tidak segera ditangani maka penyimpangan itu bisa menyebabkan anak menjadi tertekan,stres, depresi dan banyak lagi penyimpangan pada sosialnya sehingga anak tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. C. Gangguan kepribadian Terdapat beberapa pengertian tentan kepribadian. Ada yang mengartikan kepribadian: 1. sebagai ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subjektif oleh seseorang 2. menunjukan pada totalitas pikiran, perasaan,dan tingkah laku manusia yang ditampakan dalam penyesuaian dir dengan lingkungannya secara khas. 3. pola tingkah laku yang khas yang dimiliki individu dan sebagainya. Maramis(1990) menjelaskan bahwa kepribadian meliputi segala corak tingkah laku manusia yang terhimpun dalam dirinya dan yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsang, baik yang datang dari lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri.sehingga corak perilakunya tersebut merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi manusia. Selanjutnya Maramis juga membagi pengertian kepribadian menjadi tiga kelompok, yaitu kepribadian dalam arti : 1. populer, menunjukan pada kualitas seseorang yang menyebabkan ia disenangi atau tidak disenangi 2. Falsafah, kepribadian adlah sesuatu yang rasional dan individual( kesatuan yang dapat berdiri sendiri, mempunyai ciri khas). Kepribadian merupakan inti manusia yang mengatur dan mengawasi perilakunya, yang menjadi penyebab utama segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia itu. 3. Empiris, kepribadian adalah jumlah perilaku yang dapat diamati, mempunyai ciri-ciri biologik, psikologik, sosiologik, dan moral yang khas baginya, yang dapat membedakan dari kepribadian yang lain. Jumlah perilaku atau sifat tidak sama dengan kepribadian yang sebenarnya. Perilaku dan sifat hanya hanya manifestasi dari kepribadian . hanya dengan mempelajari perilaku dan sifatnya, kita dapat mengetahui kepribadian yang sebenarnya. Salah satu ahli teori kepribadian yang pendapatnya tentang definisi kepribadian banyak diikuti oleh ahli-ahli lain adalah Gordon W Allport. Menurut Allport, kepribadian adlah organisasi dinamis dari sistem psikophisis dalam diri individu yang turut menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya. Artinya bahwa kepribadian itu merupakan suatu sisten yang terorganisasi dengan berbagai komponen, yang didalamnya ada proses, ada perubahan dan ada perkembangan. Komponen- komponen yang dimaksud adalah psiko(jiwa) dan Phisis( raga) atau mencakup seluruh kegiatan mental dan badan yang menyatu dalam satu kesatuan. Organisasi itu turut menentukan tingkah laku yang berhubungan dengan lingkungannya maupun dirinya sendiri. Kepribadian adalah sesuatu yang terletak dibelakang perbuatan khas individu. Penyesuaian diri dengan lingkungan itu sifatnya unik, khas, bebeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Dalam istilah awam, kepribadian sering disamakan dengan istilah watak atau karakter dan temperamen. Padahal masing-masing berbeda. Watak adalah aspek social dari kepribadian manusia, sedangkan temperamen aspek badaniah dari kepribadian. Masing-masing hanyalah salah satu aspek kepribadian, disamping aspek-aspek lainnya seperi vitalitas, hasrat, perasaan, kehendak, bakat, intelegensi dan yang lainnya. Pada umumnya seseorang dianggap terganggu kepribadiannya apabila satu atau lebih sifat kepribadiannya telah menjadi sedemikian rupa sehingga merugikan dirnya sendiri atau lingkungannya. I. Jenis- jenis gangguan kepribadian Penggolonngan atau klasifikasi gangguan kepribadian dengan sikap curiga yang menonjol. Orang lain selalu dilihat sebagai agresor, ingin merugikan, ingin menyakiti, ingin mencelakai, membahayakan, dan sebagainya sehingga ia bersikap sebagai pemberontak, menolak dan memeberikan keterangan yang tak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya. Ia sering bersikap apriori, memfonis sesuatu tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu tanpa dukungan data yang akurat , dan melemparkan tanggung jawab dan kesalahannya kepada orang lain. Penderita pada umumnya ditinggalkan teman-temannya dan mendapat banyak musuh. Gangguan paranoid dibagi 2 : a. kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi terhadap pengalaman sehari-hari secara berlebihan dengan rasa menyerah dan rendah diri, serta cenderung menyalahkan orang lain tentang pengalamannya itu. b. Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat peka terhapa apa yang dianggap haknya. Cepat tersingung bila haknya dilanggar dan sangat gigih dalam mempertahankan haknya tersebut. Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga yang berlebihan, cepat merasakan bahwa sesuatu itu tertuju pada dirinya dan nadanya negatif, serta mudah sekali tersinggung. b. Kepribadian Afektif/ siklotim Ciri utama dari kepribadian sikliotim adalah keadaan perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan eforia. Penderita mungkin berhasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi penderita dapat nienjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistic. c. Kepribadian Skizoid Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh (eksentrik). Pemikirannya autistic (hidup dalam dunianya sendiri), melamun berlebihan, dan ketidakmampuan menyatakan rasa permusuhan. d. Kepribadian Ekplosif Ciri utama dari tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas, sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya (walupun mungkin stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali perbuatannya. Saat kejadian ia merasa t idak dapat menguasai dirinya, mungkin karena bersamaan dengan ledakan afeksinya tersebut terjadi pula disorganisasi pada persepsi, pikiran, ataupun penilaian. e. Kepribadian Anankastik Ciri utama dari tipe ini adalah perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tidak konformis, serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada norma-norma, etika, dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat dalam menikah karena tuntutannya terlalu tinggi serta takut/ragu- ragu dalam mengambil keputusan. Bila ia dilangkahi promosinya bisa menjadi sangat iri hati atau frustrasi yang amat sangat. Baginya segala sesuatu harus tertib, teratur, dan sempurna. f. Kepribadian Histerik Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik, tidak stabil emosinya, suka menarik perhatian dengan efek yang labil, sering berdusta dan menunjukan pseudologika fantastika (menceritakan sesuatu secara luas, terperinci, dan kelihatan masuk akal, padahal tanpa dasar fakta atau data). la dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering disertai dengan gerakan badaniah dalam berkomunikasi. Dalam hal teks ia dapat kelihatan provokatif-agresif, meggairahkan, serta mnggoda, padahal mungkin dia sebenarnya frigid. g. Kepribadian Astentik Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas,lesu, letih, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stress hidup yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan emosionalnya sangat rendah. Terdapat abulia (kurang kemauan) dan anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu). k. Kepribadian anti sosial Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu menimbulkan konflik dengan orang lain atau lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan norma-norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau frustrasi, selalu menyalahkan orang lain dengan asionalisasi. la egosentris, tidak bertanggung jawab, implusif, agresif, kebal terhadap rasa sakit, dan tidak mampu belajar dari pengalaman atau pun hukuman yang diberikan. Gejala-gejalnya biasanya sudah tampak sejak masa anak atau menjelang masa remaja, yang ditandai dengan perilaku-perilaku yang negatif dan sulit dipengaruhi untuk berbuat baik. 1. Kepribadian Pasif-Agresif Tipe ini dibagi menjadi 2, yaitu : a. Kepribadian pasif-dependen Orang dengan tipe kepribadian ini selalu berfikir, merasa, dan bertindak bahwa kebutuhannya akan ketergantungan itu dapat dipenuhi secara menakjubkan. b. Kepribadian Pasif-agresif Orang dengan tipe ini merasa bahwa kebutuhan akan ketergantungan tidak pernah dipenuhi. la menunjukan penanggulangan dan sikap keras agar diterima dan diberi dengan murah hati apa yang diharapkannya dengan sangat. Tipe kepribadian ini ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresivitas dapat dinyatakan secara pasif dengan cara bermuka asam, malas, menyabot, keras kepala, dan sebagainya. Perilaku ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas terhadap seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat menggantungkan dirinya. j. Kepribadian Inadequat Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau berulang- ulang untuk memenuhi harapan/tuntutan dari teman sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual, sosial, maupun fisik. Penderita sendiri tidak merasakan sebagai beban karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang dengan tipe ini biasanya juga mempunyai kehidupan yang terprogram, tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk melakukan sesuatu. Gangguan Seks Sex adalah sesuatu yang menimbulkan aktivitas dari alat kelamin. Unsurnya terdiri atas gairah-gairah yang menimbulkan rangsangan sexs yang dikenal dengan istilah libido dan unsur yang lainnya yaitu reaksi yang diakibatkan oleh libido tadi terhadap alat kelamin yang menimbulkan perubahan di sana, seperti ereksi pada pria dan reaksi pada wanita ( tidak jelas tampak dibanding pria). Sex diciptakan oleh Alloh SWT agar manusia dapat memenuhi perintah-Nya, karena manusia diputuskan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, oleh karena itu untuk manusia harus bereproduksi untuk mempertahankan keturunannya. Namun dewasa ini sex bagaikan sebuah hal yang benar-benar yang amat dipuja oleh umat manusia sehingga banyak orang yang menghalalkan berbagai cara agar nafsu sexnya tersalurkan. Dengan demikian banyak prilaku-prilaku sex yang tidak sesuai dengan ajaran agama namun tetap dilakukan oleh orang-orang tertentu dan hal ini dapat dikatakan sebagai suatu kelainan. Di kota-kota modern banyak remaja atau anak-anak di bawah umur yang sudah mulai menunjukan kelainan pola prilaku sex, hal ini harus kita waspadai jangan sampai terus merajalela. Di dalam suasana kebebasan informasi seperti yang kita alami sekarang ini, di antara kita dapat dipastikan sudah pernah atau bahkan sering mendengar istilah pergaulan bebas, seks bebas, seks pra nikah, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain. Informasi semacam itu, misalnya, bisa kita dapatkan di media massa dan lainnya. Istilah-istilah tersebut juga rasanya akrab di telinga kita karena yang demikian tidak jarang juga terjadi di lingkungan kita. Kita yang masih remaja ini memang menjadi perhatian banyak pihak. Tapi, jeleknya kadang kita hanya dijadikan obyek saja. Dan kita sendiri pun kadang kurang waspada terhadap informasi yang kita terima. Apakah itu informasi yang positif bagi kita atau justru informasi yang bakal menjerumuskan kita. Dalam kondisi seperti itu, sudah barang tentu kita tidak bisa hanya menyalahkan lingkungan sosial kita, yang lebih dibutuhkan tidak lain adalah sikap waspada dari kita sendiri untuk t dak terpengaruh dengan informasi yang negatif tersebut. Banyak faktor Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya aktivitas seks pra nikah. Ada yang bisa kita kategorikan sebagai faktor internal, yaitu karena hal-hal yang datang dari dalam, tetapi juga ada faktor eksternal, yaitu dari luar diri yang bersangkutan. Faktor luar, misalnya, karena pengaruh berbagai informasi yang salah dan bahkan dapat menyesatkan berkenaan dengan kesehatan reproduksi dan seksual. Biasanya informasi itu diperoleh dari teman yang tidak memiliki pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Juga bisa diperoleh dari berbagai media seperti VCD ataupun buku-buku yang dikategorikan porno, termasuk berbagai tayangan acara di TV yang semakin vulgar saja belakangan ini. Contoh lain dari faktor luar adalah adanya kesempatan yang dapat mendorong untuk melakukan hubungan seksual. Faktor internal Lalu, bagaimana dengan faktor internal? Seperti yang sering diungkapkan dalam Curhat ini, kita sebagai remaja sedang mengalami masa yang disebut dengan "pubertas". Pada gilirannya, kita juga mengalami berbagai perubahan secara fisik, psikologis, dan sosial. Perubahan itu terjadi karena mulai aktifnya hormon seks dalam tubuh kita. Bagi yang laki-laki, hormon seksnya disebut testosteron, diproduksi secara terus-menerus oleh testis. Sedangkan hormon seks wanita adalah estrogen dan progesteron, diproduksi dalam ovarium secara bersiklus. Hormon seks inilah yang menimbulkan ciri seksual sekunder dan mengakibatkan timbulnya dorongan seksual dalam diri kita. Hormon seks tersebut dapat sangat besar pengaruhnya dalam menimbulkan dorongan seksual karena hormon seksual itu baru saja aktif berfungsi secara opt imal. Namun, pada sisi lain kadar hormon ini sering kali belum stabil. Karena itu, dorongan seksual ini sebenarnya tumbuh secara alami. Dari peristiwa inilah lalu mulai timbul perilaku seksual, yaitu tindakan atau perbuatan yang dilakukan yang didasari dengan dorongan seksual, antara lain untuk memuaskan hasrat seksual. Salah satu perilaku seksual tersebut yaitu berhubungan seks sebelum menikah. Akan tetapi, apa pun alasannya, sebisa mungkin kita hindari hubungan seks sebelum menikah. Ada banyak faktor yang menyebabkan kita tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum menikah. Misalnya karena alasan agama, norma, budaya, bahkan alasan psikologis. Efek melakukan hubungan seks sebelum menikah itu berupa tekanan maupun gangguan yang bisa tidak saja kita alami, tetapi juga dialami oleh pasangan kita. Akibat Ada beberapa akibat yang akan dirasakan bagi yang melakukan hubungan seks sebelum menikah. Misalnya, rasa bersalah maupun takut karena mendapatkan tekanan dari masyarakat ataupun hujatan dari keluarga, merasa melanggar norma agama, kehilangan keperawanan (bagi wanita), sanksi hukum jika melibatkan orang-orang yang di bawah umur, khawatir si laki-laki tidak mau menikahi atau bertanggung jawab. Dengan berbagai perasaan salah dan takut seperti itu, bukan tidak mungkin nantinya bisa menjadikan diri kita tidak sehat sosial maupun psikologis. Apalagi jika yang bersangkutan kemudian hamil sebelum menikah, terpaksa menikah, atau malah melakukan pengguguran kandungannya. Semuanya itu tentu memiliki risiko. Pengaruh negatif dari hubungan seks sebelum menikah itu tidak saja berhenti sampai sebelum menikah. Ketika akhirnya menikah pun, bukan tidak mungkin pengaruh tersebut akan terbawa-bawa. Sebut saja karena pengaruh trauma yang dialami wanita, kepuasan dalam hubungan seksual dengan suaminya jadi berkurang. Begitu pun dengan kemungkinan terjadinya perselingkuhan hubungan seksual di luar nikah dan sebagainya. Seorang ahli pernah mengungkapkan bahwa hubungan seks sebelum menikah selalu membawa gangguan psikologis dan penyesalan yang berkepanjangan. Memang rasa menyesal, kecewa, maupun akibat psikologis lainnya yang berkenaan dengan hubungan seks sebelum menikah ini kadang juga bisa sangat tergantung dari pandangan individu, bahkan juga kelompok sosialnya tentang hal tersebut. Misalnya, jika perilaku hubungan seks sebelum menikah itu mengakibatkan konflik terbuka dengan masyarakatnya, maka pengaruhnya dapat menjadi sangat serius. Seperti akan muncul gangguan psikologis seperti rasa malu, hina, putus asa, bahkan kadang sampai terjadi percobaan bunuh diri. Tekanan dan gangguan seperti yang telah disebutkan di atas pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual seperti impotensi, vaginismus, disparenia, frigiditas, anorgasmus, dan ejakulasi dini, yang bisa berlanjut sampai masa pernikahan. Berikut beberapa gangguan seksual yang dapat dialami oleh laki-laki dan perempuan Gangguan pada laki-laki Impotensi: Jika itu yang terjadi sebagai akibat dari faktor psikologis, maka gangguan itu muncul misalnya karena perasaan khawatir yang berlebih-lebihan, takut kalau pacarnya hamil, dan lain-lain. Jika laki-laki mendapatkan ejakulasi sebelum terjadi atau beberapa detik setelah penetrasi, hal ini dapat terjadi karena rasa cemas akibat takut dosa atau ketahuan orang lain, dan lain-lain. Gangguan pada perempuan Frigiditas: Kelainan yang mengakibatkan perempuan tidak atau kurang mempunyai gairah seksual. Ini bisa terjadi karena hubungan psikologis seperti wanita tidak senang dengan pasangan seksualnya, perasaan malu, takut atau perasaan bersalah, di samping bisa juga karena faktor organik. Anorgasmus: Tidak tercapainya orgasme/kepuasan ketika berhubungarn seks ini bisa terjadi misalnya cewek mengalami frigiditas, atau juga karena gangguan dan tekanan psikologis akibat hubungan seks sebelum menikah. Vaginismus: Kejang dari 1/3 bagian bawah otot vagina. Ini bisa karena wanita memiliki pengalaman buruk pada hubungan seks sebelum nikah. Disparenia: perasaan sakit yang timbul pada saat melakukan hubungan seksual. Jika dilihat dari pasangannya kelainan sex ini ada beberapa macam misalnya: 1. Homosexsual : sex yg di lakukan oleh sesama pria 2. Lesbi : hubungan sex wanita dengan wanita 3. Beastility : hubungan sex dengan hewan 4. Nekrofilia : hubungan sex dengan mayat 5. Paedofilia : hubungan sex dengan anak2 6. Fitisitisme : hubungan sex dengan benda 7. Frotage melakukan : hubungan sex hanya dengan meraba 8. Gerontosexualitas : melakukan hubungan sex dengan orangtua 9. Incest : melakukan hubungan sex dgn saudara sekandung 10. Wifeswapping : melakukan hubungan sex dengan bertukar pasangan 11. Misofilia memperoleh kepuasan sex apabila berhubungan dengan tinja Ada beberapa hal yang dapat meminimalisir terjadinya kelainan sexs, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Jika kelainan itu internal (jumlah hormon) maka kurangi makanan yang bisa meningkatkan gairah sexs, seperti touge, kacang-kacangan dan lain-lain 2. Biasakan untuk berkonsultasi dengan Dokter ahli sexs 3. Jangan di biasakan nonton TV atau membaca bacaan yang tidak sesuai dengan usia kita (hanya untuk orang dewasa). 4. Jangan pernah coba-coba untuk nonton film, membaca buku-buku, atau mengkoleksi barang-barang yang berbau porno. 5. Jangan banyak berfikir kotor (berkhayal tentang sexs). 6. Biasakan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang lebih bermanfaat daripada sekedar melamun 7. Bagi wanita muslim yang tahu hukumnya untuk tidak melakukan sexs di luar nikah, maka biasakanlah untuk berpuasa, menjaga hati dan pandangan dari hal-hal yang diharamkan serta senantiasa mensucikan diri dengan bertaubat pada Allah SWT. Sumber: Makalah ysng diedit dari Singgih Gunarsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar